Rukhan mengungkapkan kegembiraannya karena ada media yang meliput. “Sebetulnya kami sangat butuh publikasi agar masyarakat dapat mengetahui keberadaan kami. Apalagi perhatian pemerintah kurang begitu tinggi,” tambahnya. Walaupun minim perhatian dari pemerintah, para atlet yang berada di bawah NPC Jatim tetap giat berlatih untuk meningkatkan skill permainan.
“Justru dalam even ini pihak pemprov sendiri justru tidak melibatkan pihak NPC Jatim, sehingga kami agak pesimis menghadapi even ini” Ujarnya
Rukhan mengaku sering mengalami kendala dalam hal regenerasi atlet. Paradigma difabel yang kurang percaya diri menjadi alasan utama sulitnya mencari bibit muda untuk dijadikan atlet. Oleh karena itu, Rukhan sangat berharap besar para atlet difabel yang saat ini berada di bawah pengawasannya dapat berprestasi tinggi dan mendapat pengakuan dari masyarakat atas prestasinya melalui media yang meliput.
Sementara itu, Odi, atlet dari cabang olahraga bulutangkis optimis bisa membawa pulang medali emas dari kejuaraan antarpelajar difabel tersebut. Odi yang telah membawa pulang tiga emas dan satu perak dari ajang tahun-tahun sebelumnya mengungkapkan bahwa persiapan untuk ajang tahun ini adalah peningkatan fisik. Odi yang saat ini duduk di bangku kelas tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) sejatinya juga merupakan delegasi Indonesia pada ajang Paralympic ASEAN Games di Myanmar mendatang. Namun, Odi tidak dapat turut serta di kejuaraan tahun ini karena pihak tuan rumah tidak menyediakan ajang bagi atlet difabel untuk cabang olahraga bulutangkis.
0 komentar:
Posting Komentar